Rasulullah diQishash
Jangka waktu
Rasulullah SAW hidup setelah turunya ayat tersebut, ada yang mengatakan 81
hari, ada yang mengatakan Beliau hidup 50 hari, ada yang mengatakan hidup
selama 35 hari dan ada pula yang mengatakan bahwa beliau hidup 21 hari.
Pada saat ajal
Rasulullah SAW sudah dekat, Beliau menyuruh Bilal adzan untuk mengerjakan
salat. Lalu berkumpullah para Muhajirin dan Anshar di Masjid Rasulullah.
Kemudian Beliau menunaikan salat dua rakaat bersama semua yang hadir. Setelah
selesai salat, Beliau bangkit lalu naik ke atas mimbar, seraya berkata :
“Alhamdulillah,
wahai para muslimin, sesungguhnya saya adalah seorang nabi yang diutus dan
mengajak manusia kepada jalan Allah dengan ijin-Nya. Saya ini adalah saudara
kandung kalian, kasih sayangku pada kalian seperti seorang ayah pada anaknya.
Oleh karena itu kalau ada siapapun di antara kalian yang mempunyai hak untuk
menuntut, maka hendaklah ia berdiri dan membalasku, sebelum saya dituntut di
hari kiamat.”
Rasulullah
berkata demikian sebanyak 3 kali, kemudian bangkitlah seorang lelaki bernama
‘Ukasyah bin Muhshan dan berkata :
“Demi ayahku
dan ibuku ya, Rasulullah SAW, kalau anda tidak mengumumkan kepada kami
berkali-kali soal ini, sudah tentu saya tidak mau mengemukakan hal ini.”
Lalu ‘Ukasyah
berkata lagi :
“Sesungguhnya
dalam Perang Badar saya turut bersamamu ya Rasulullah, pada saat itu saya
mengikuti onta Anda dari belakang. Setelah dekat, saya pun turun menghampiri
Anda dengan tujuan supaya saya dapat mencium paha Anda. Tetapi Anda telah mengambil
tongkat dan memukul onta Anda untuk berjalan cepat. Pada saat itu saya pun Anda
pukul dan pukulan itu mengenai tulang rusuk saya. Oleh karena itu saya ingin
tahu, apakah Anda sengaja memukul saya atau hendak memukul onta tersebut.”
Rasulullah
berkata :
“Wahai
‘Ukasyah, saya sengaja memukul engkau.”
Kemudian
Rasulullah SAW berkata kepada Bilal:
“Wahai Bilal,
pergilah engkau ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkatku.”
Saat keluar
dari masjid menuju rumah Fatimah, ia meletakkan tangannya di atas kepala seraya
berkata :
“Rasulullah SAW
telah mempersiapkan dirinya untuk dibalas (diqishash).”
Ketika Bilal
sampai di rumah Fatimah, Bilal memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian
Fatimah menyahut dengan berkata :
“Siapakah yang
ada di pintu?”
Bilal menjawab
:
“Saya Bilal,
saya telah diperintah Rasulullah untuk mengambil tongkat Beliau.”
Kemudian
Fatimah berkata :
“Wahai Bilal
untuk apa ayahku minta tongkatnya.”
Berkata Bilal :
“Wahai Fatimah
Rasulullah telah menyiapkan dirinya untuk diqishash.”
Fatimah berkata
lagi :
“Wahai Bilal
siapakah manusia yang sampai hati mengqishash Rasulullah SAW?”
Bilal tidak
menjawab pertanyaan Fatimah. Setelah Fatimah memberikan tongkat tersebut, Bilal
pun membawa tongkat itu ke hadapan Rasulullah SAW.
Pembelaan Para
Sahabat
Setelah Rasulullah
SAW menerima tongkat tersebut dari Bilal, beliau pun menyerahkan pada ‘Ukasyah.
Melihat kejadian mengharukan ini, Abu Bakar dan Umar bin Khattab tampil ke
hadapan sambil berkata :
“ ‘Ukasyah
janganlah engkau qishash Baginda Nabi, tetapi engkau qishashlah
kami berdua.”
Ketika
Rasulullah SAW mendengar kata-kata Abu Bakar dan Umar, dengan segera Beliau
berkata :
“Wahai Abu
Bakar, Umar, duduklah engkau berdua, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan
tempatnya untuk engkau berdua.”
Kemudian Ali
berdiri, lalu berkata :
“Wahai
‘Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah SAW,
oleh karena itu, engkau pukullah aku dan janganlah engkau mengqishash
Rasulullah.”
Lalu Rasulullah
SAW berkata :
“Wahai Ali,
duduklah engkau, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatmu dan
mengetahui isi hatimu.”
Setelah itu
Hasan dan Husein berdiri dan berkata :
“Wahai
‘Ukasyah, bukankah engkau tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah, kalau
engkau mengqishash kami sama dengan engkau mengqishash Rasululullah
SAW.”
Mendengar
kata-kata dari cucunya, Rasulullah SAW pun berkata :
“Wahai buah
hatiku, duduklah engkau berdua.”
Berkata
Rasulullah SAW :
“Wahai ‘Ukasyah
pukullah saya kalau engkau hendak memukul.”
Kemudian
‘Ukasyah berkata :
“Ya, Rasulullah
SAW, Anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.”
Lantas,
Rasulullah pun membuka baju. Setelah Beliau membuka baju, menangislah semua
yang hadir.
Setelah
‘Ukasyah melihat tubuh Rasulullah SAW, ia pun mencium Beliau dan berkata :
“Saya tebus
Anda dengan jiwa saya, ya Rasulullah SAW. Siapakah yang sanggup memukul Anda?
Saya melakukan ini karena saya ingin menyentuh (memeluk) tubuh Anda yang
dimuliakan oleh Allah SWT dengan badan saya. Dan semoga Allah SWT menjaga saya
dari neraka atas kehormatanmu.”
Kemudian
Rasulullah SAW berkata :
“Dengarlah
engkau sekalian, sekiranya engkau hendak melihat ahli surga, inilah orangnya.”
Kemudian semua
para sahabat bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang
sangat genting itu. Setelah itu para sahabat pun berkata :
“Wahai
‘Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperoleh
derajat tinggi dan bertemankan Rasulullah SAW dalam surga.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar