Jumat, 13 Januari 2012

Kecepatan Buroq Menurut Ilmu Matematika


Kecapatan Buroq Menurut Ilmu Matematika

Dalam membahas makhluk yang satu ini, memang sedikit membuat orang sering menyalah artikan pengertian yang ada. mari kita bandingkan pengertian makhluk ini dalam dua arti.

kita berbalik lagi meneliti semua sejarah yang pernah ditorehkan oleh umat manusia sebelum kita lahir. entah abad keberapa sebelum masehi, tapi semua pasti pernah belajar tentang sejarah dan bisa menterjemahkannya secara nalar.

yuk kita bahas sedikit demi sedikit, mudah mudahan tidak ada yang melenceng dari penjabaran materi yang akan kita bedah ini. karena kesempurnaan hanya milik Alloh, jadi mohon maaf ye bila ada salah salah kate.....hihihi

Dalam mitologi Yunani, Pegasus (Yunani: Πήγασος (Pégasos)) adalah seekor kuda bersayap yang merupakan putra Poseidon dan Medusa. Poseidon memperkosa Medusa sehingga Athena mengubah Medusa menjadi monster. Suatu hari Perseus, dengan dibantu oleh Athena, berhasil memnggal kepala Medusa, dan dari darah Medusa terlahir Pegasus.

Pegasus membantu Bellerofon sang pahlawan dalam perlawanannya melawan Chimaera dan bangsa Amazon. Suatu ketika, Bellerofon mencoba menerbangkan pegasus ke Olympus sehingga para dewa menghukumnya dan menjatuhkan Bellerophon dari Pegasus. Sejak saat itu, Pegasus menjadi pembawa petir untuk Zeus.

Kata "pegasus” kini digunakan untuk merujuk kepada segala macam kuda bersayap secara umum.

Nah.......setelah kita membahas sedikit tentang makhluk ini dilihat dari pengertian orang-orang yunani, sekarang kita bahas dengan pengeertian Islami.

kecepatan buraq, berkali-kali lipat daripada kecepatan kilat, bahkan melebihi kecepatan malaikat sekalipun. Dengan demikian, wajarlah bila dikatakan, peristiwa Isra’ Mi’raj diperjalankan oleh Allah sebagaimana ditunjukkan dalam QS. Al Isra’ ayat 1


Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Subhanalloh...........manusia mungkin belum bisa memikirkan secara nalar peristiwa yang sangat menakjubkan itu, namun itulah bukti kekkuasaan Alloh yang Maha Segalanya.

Istilah buraq mungkin berasal dari istilah barqu yang berarti kilat sebagaimana terdapat pada QS. Al Baqarah ayat 20,

Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Kuasa atas segala sesuatu.

Dengan perubahan istilah barqu menjadi buraq, Nabi Muhammad SAW hendak menyampaikan kepada kita bahwa kendaraannya itu memiliki kecepatan di atas sinar. Suatu kendaraan dengan kecepatan yang sangat jauh meninggalkan teknologi yang sudah kita capai sekarang ini. (Sumber: ’Isra dan Mi’raj’ oleh Armansyah, 20 Agustus 2006, www.swaramuslim.com).

Berdasarkan penyelidikan, kilat atau sinar bergerak sejauh 186.000 mil atau 300 km per detik. Bila diketahui jarak matahari dari bumi sekitar93.000.000 mil, maka diperlukan waktu dilintasi oleh sinar dalam 8 menit.

Sedangkan untuk menerobos garis tengah jagat raya memerlukan waktu 10 milyar tahun cahaya, dengan melalui galaksi-galaksi, yang selanjutnya menuju kulit bola alam raya.
Bagaimana dengan kecepatan malaikat?

Seperti kita pahami, satu hari malaikat berbanding 50.000 tahun waktu bumi. Ini ada di dalam QS. Al Ma’arij ayat 4,

Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.

Sementara, untuk jarak radius alam semesta hingga sampai ke Sidratul Muntaha, dengan melewati angkasa raya yang disebut sebagai ‘Arsy Ilahi, setidaknya diperlukan waktu 10 milyar tahun cahaya (bahkan mungkin lebih dari itu, wallahu a’lam).

Artinya untuk perjalanan tersebut diperlukan waktu seperti perhitungan berikut ini:

1 hari malaikat = 50.000 tahun
200.000 hari malaikat = 10 milyar tahun (cahaya)
200.000 hari = 547,9 tahun (dengan perbandingan 365 hari = 1 tahun).

Berdasarkan data di atas, malaikat memerlukan waktu 547,9 tahun, untuk melintasi jagat raya. Namun pada kenyataannya, malaikat Jibril dalam peristiwa Mi’raj, menghabiskan waktu 1/2 hari waktu bumi (maksimum 12 jam).

Jadi kecepatan buraq, berkali-kali lipat daripada kecepatan kilat, bahkan melebihi kecepatan malaikat sekalipun.

Dengan demikian, wajarlah bila dikatakan, peristiwa Isra’ Mi’raj diperjalankan oleh Allah sebagaimana ditunjukkan dalam QS. Al Isra’ ayat 1,
Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Suatu perjalanan yang digunakan untuk menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya.






Senin, 09 Januari 2012

Kisah Rasulullah Di Goa Tsur

Kisah Rasulullah Di Goa TSUR

Aisyah bercerita ; Kemudian berangkatlah Rasulullah dan Abu Bakar ke gua Tsur, disana mereka bersembunyi sampai 3 malam.
Gua Tsur berada di gunung Mekkah. Dinamakan gua Tsur karena ditemukan oleh orang yang bernama Tsur bin Abdu Mapah.
Diriwayatkan ; keduanya keluar dari buah kayu, yakni perkakas pintu kecil pintu rumah Abu Bakar. Mereka menuju gua selalu dimalam hari.
Diriwayatkan ; Sesungguhnya Abu Jahal pernah berpapasan dengan mereka saat berlalu. Kata asma' binti Abu Bakar; Abu Bakar pergi dengan membawa hartanya 5.000 dinar.


Orang-orang Quraisy merasa kehilangan Nabi Muhammad saw, mereka mencari disekitar Mekkah wilayah dataran tinggi atau rendah. Orang dari berbagai sudut. Orang yang pergi ke gua Tsur jejaknya pasti disana. Mereka tak henti-hentinya melacak, namun jejak itu hilang belum sampai ke gua Tsur. Orang-orang Quraisy amat berat kehilangan Nabi saw, dan mereka berjanji menghadiahkan 100 unta bila berhasil megembalikan Nabi Muhammad.


Diriwayatkan; Sesungguhnya ketika beliau saw masuk ke gua bersama Abu Bakar, Allah menumbuhkan pohon Roah yang terkenal dengan sebutan pohon Ummi Ghoilan.
Pohon itu tumbuh dan menghalangi orang-orang kafir melihat gua. Kemudian Allah 'Azza Wa Jalla memerintahkan laba-laba untuk membuat rumah didepan gua, lalu mengutus dua ekor merpati liar untuk siggah dan membuat sarang dipintu gua. Ini merupakan upaya penghalang orang-orang kafir terhadap beliau saw. Dan dikatakan bahwa merpati-merpati di Tanah Haram ini, adalah keturunan dari dua merpati tersebut setelah berhasil menjaga Rasulullah saw. dan Abu Bakar. Lalu keturunan mereka dipelihara di Tanah Haram tanpa ada yang mengganggu.

Datanglah para pemuda Quraisy dari tiap marga dengan membawa tongkat, pentung, dan pedang. Sebagian mereka melihat gua, mereka melihat ada dua sarang merpati di luar mulut gua, diapun kembali kepada kawan-kawannya. Kawan-kawannya bertanya ; "Bagaimana usaha kamu?"
"Aku melihat ada dua merpati liar, lalu aku menyimpulkan bahwa tidak mungkin ada seseorang didalamnya".
Padahal Rasulullah saw. Mendengar perbincangan mereka. Mengertilah beliau bahwa Allah telah melindunginya.

Sebagian diantara mereka ada yang berkata, :Kita masuk saja ke dalam gua itu."
Umayah bin Khalaf membantah, "Apa keperluanmu masuk gua!" Disanapun ada laba-laba yang lebih tua dari lahirnya Nabi Muhammad saw. Andaikan dia masuk tentulah telurnya pecah dan sarangnya berantakan. Cara ini lebih tajam untuk melemahkan anggapan daripada dilawan dengan tentara. Pikirkanlah.........bagaimana mungkin sebatang pohon mampu melindungi orang yang dicari dan menyesatkan yang mencari! Juga seekor laba-laba datang dan menutup pintu pencarian. Dan bagaimana upaya laba-laba menenun rumahnya sampai yang dicari (Nabi saw) menjadi kabur bagi yang mencari! Peristiwa hebat merupakan tanda-tanda kemuliaan Nabi saw. dan alangkah cantiknya gubahan Ibnu Naqib ;

"Tatkala ulat sutra memintal benang
Benang itu amat indah untuk dipakai segala sesuatu
Namun laba-laba lebih mulia, karena upaya memintal diatas kepala Nabi saw."