Senin, 04 Februari 2013

Dialog Antara Iblis, Adam As dan Allah SWT

Dialog Antara Iblis, Adam As dan Allah SWT

Allah SWT berfirman:
"Bila kamu berpaling (tidak taat kepada Allah dan utusan-Nya), maka sesungguhnya Allah tidak mengkasihani orang-orang kafir. (QS.3 Al Imran:32)"
Yakni Allah tidak mengampuni mereka dan tidak menerima tobat mereka sebagaimana tidak menerima tobatnya iblis karena kafir dan kesombongannya. Dan Allah menerima tobatnya Nabi Adam AS sebelum ia bertobat, sebab dia mengakui dosa yang menimpa serta menyesali.

Secara hakekat yang menimpa para Nabi bukanlah dosa, sebab mereka maksum (terjaga) dari dosa sebelum kenabian atau sesudahnya. Disebut dosa hanya dari segi harfiah saja, tidak dari segi hakekat. Demikianlah sehingga Nabi Adam dan Hawa berdo'a:
"Tuhan Kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, bila Engkau tidak mengampuni kami dan mengkasihani kami, tentulah kami termasuk orang-orang yang rugi. (QS.7 Al A'raf:23)"

Mereka menyesal, bertobat dan selalu mengharap rahmat Allah SWT sebagaimana ada firman:
"Janganlah kamu berputusa asa dari Rahmat Allah. (QS.39:53)".
Sementara iblis tidak mengakui dosanya, apalagi menyesali! Tidak dicela dan tidak bertobat serta sudah putus asa dengan Rahmat Allah dan ia sangat sombong. Dan barangsiapa yang sikapnya seperti sikapnya iblis maka tobatnya tidak diterima. Barangsiapa yang sikapnya seperti Nabi Adam AS, Allah akan menerima tobatnya.
Setiap kemaksiatan yang dimulai dengan menuruti hawa nafsu masih ada harapan diampuni, seperti maksiatnya Adam. Tapi kalau maksiatnya didasari kesombongan, demikian ini maksiatnya iblis.

Kisah:
Iblis mendatangi Nabi Musa AS. Ia berkata:
"Engkau adalah manusia yang diutus Allah, dan Dia telah berfirman kepadamu secara langsung".
Jawab Musa:
"Ya, benar. Apa yang kamu inginkan dan kamu siapa".
Jawab Iblis:
"Aku iblis, wahai Musa! Dan katakan kepada Tuhanmu, ada diantara makhluk-Mu yang mau bertobat".
Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa AS:
"Katakan padanya bahwa Aku menerima permohonannya. Dan perintahkan dia untuk sujud kepada kuburannya Nabi Adam AS. Kalau dia mau bersujud, Aku mau menerima tobatnya".
Musa AS memberitahukan berita ini kepada iblis dan iblis justru marah-marah dan congkak. Iblis membantah:
"Wahai Musa, aku sudah tidak sujud ketika dia masih di surga, lalu bagaimana mungkin aku sujud pada yang sudah mati".

Iblis dan Siksanya
Sesungguhnya siksaan iblis di neraka amat berat. Ada yang bertanya:
"Bagaimana engkau merasakan siksa Allah".
Jawab iblis:
"Seberat-berat siksa yang pernah terjadi".

"Sesungguhnya Adam sekarang ada di taman surga, sekarang sujudlah kamu kepadanya dan ajukan senggang waktu sampai engkau diampuni".
Ternyata dia masih menolak. Siksanya semakin dahsyat sekaliber 70.000X lipat siksa penghuni neraka. Salah satu hadits menyebutkan:
"Bahwa Allah mengeluarkan iblis dari neraka setiap 100.000 tahun sekali. Juga mengeluarkan Nabi Adam AS dan Dia memerintah iblis untuk sujud kepada Adam AS. Namun iblis tetap menolak dan dimasukkan lagi ke neraka".

Wahai saudara-saudaraku! Kalau kalian ingin selamat dari cengkraman iblis, maka berpegang teguhlah pada Tuhan Yang Maha Mengkasihani dan mintalah Perlindungan Dari-Nya.

Kisah:
Ketika hari kiamat, diambillah kursi dari api neraka, lalu iblis didudukkan diatasnya. Sementara syetan-syetan dan orang-orang kafir berkerumun disampingnya. Mereka berteriak meringkik-ringkik seperti kuda. Ada yang berkata pada mereka:
"Wahai ahli neraka, bagaimana yang kau rasakan hari ini sebagaimana yang dijanjikan Tuhanmu".
Jawab mereka:
"Benarlah adanya. Ini adalah hari dimana aku berputus asa dari Rahmat".
Lalu Allah memerintahkan para malaikat untuk memukul iblis dan para pengikutnya dari cambuk api neraka. Mereka pun jatuh ke nereka selama 40 tahun dan tidak lagi mendengar perintah untuk keluar.
Ada riwayat:
Kelak pada hari kiamat iblis akan didatangkan, dia diperintah duduk diatas kursi api neraka dan dilehernya ada kalung laknat. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menarik kursi iblis dan menceburkan ke neraka, namun para malaikat tidak kuasa mengangkat iblis. Allah mengutus jibril bersama 80.000 malaikat, namun juga tidak mampu. Lalu diutus malaikat Israfil dan Izrail bersama mereka, tetap saja tidak kuasa menangkat iblis. Kemudian Allah SWT berfirman:
"Andaikan semua malaikat yang Kuciptakan berkumpul berlipat ganda, mereka tetap tidak mampu memindah iblis selama dilehernya ada kalung laknat".

Bantahan Iblis
Diriwayatkan:
Sesungguhnya iblis memiliki nama-nama: di langit dunia bernama 'Abid (ahli ibadah), langit kedua bernama Zahid (ahli zuhud), langit ke tiga bernama Al 'Arif (yang ma'rifat), langit ke empat bernama Al Waali (kekasih), di langit ke lima bernama At Taqoo (ahli taqwa), langit ke enam namanya Al Khoozin (bendahara), di langit ke tujuh namanya 'Azaaziil  dan Luhmahfudz namanya iblis, dikarenakan lalai akibat dari perintah-Nya, dimana Allah memerintahkan sujud kepada Nabi Adam AS justru ia membantah:
"Apakah tidak lebih utama aku daripada dia!
Engkau jadikan aku dari api dan dia dijadikan dari tanah!".
Allah SWT berfirman:
"AKU melakukan sesuatu sesuai yang KU kehendaki".

Iblis berpendapat bahwa dirinya lebih mulia dibanding Adam AS. Ia berdiri membelakangi Adam karena berbangga diri dan sombong, ia hanya berdiri, sementara para malaikat sujud pada Adam amat lama. Ketika mereka bangkit dari sujud, iblis tetap berdiri, kemudian mereka sujud yang kedua dengan sujud syukur. Ia tetap berdiri dan berpaling amat berbangga diri tanpa menyesal sedikitpun. Kemudian Allah merubah bentuk wajah iblis yang mulanya indah berubah menjadi wajah babi hutan; kepalanya seperti unta, dadanya seperti punuk unta besar, wajahnya antara dada dan kepala seperti kera, kedua matanya melotot seluas wajahnya, lubang hidungnya lebar seperti alat bekam, bibirnya seperti bibir lembu, taringnya seperti babi hutan dan janggutnya hanya ditumbuhi 7 helai rambut. Kemudian Allah mengusirnya dari surga, dari langit, dari bumi dan dari semua wilayah. Ia tidak bisa masuk bumi kecuali secara sembunyi dan dilaknati sampai hari kiamat.


Sekarang berfikirlah, dulu ia makhluk yang cemerlang, tampan, bersayap empat, pandai dan ahli ibadah, yang menjadi kebanggaan dan pemimpin para malaikat. Namun semuanya tidak menjadi jaminan (menjadi makhluk terbaik), dimana didalamnya terselip 1 pelajaran bagi makhluk lainnya.
Ada atsar menyebutkan:
Ketika Allah mencerca iblis, menangislah malaikat Jibril dan Mikail. Allah pun berfirman:
"Apa yang menjadikan kalian menangis".
Jawab mereka:
"Kami pun tidak luput dari tipu dayamu".
Allah SWT berfirman:
"Demikianlah, adakah kalian merasa tidak aman dari-Ku".

Do'a dan Kekuasaan Iblis
Diriwayatkan:
Sesungguhnya iblis berdo'a:
"Wahai Tuhan, Engkau sudah mengeluarkan aku dari surga karena masalah dengan Adam dan aku tidak akan bisa menguasai dia kecuali dengan Penguasaan-Mu".
Allah SWT berfirman:
"Engkau bisa menguasai Adam; maksudnya anak-anak mereka untuk menjaga kenabian bapak-bapak mereka".
Kata iblis:
"Tambahkan untukku".
Firman-Nya:
"Tidak dilahirkan anak Adam kecuali anakmu juga lahir sebanyak anaknya Adam".
Pinta iblis:
"Tambahkan lagi untukku".
Firman-Nya:
"Dan mereka (hati mereka) merupakan rumahmu dan engkau bisa berjalan melewati aliran darah mereka".
Kata iblis:
"Tambah lagi untukku".
Firman Allah SWT:
"Siapkan pasukan berkudamu dan pasukan berjalan kaki untuk menghadapi anak cucu Adam. Gunakanlah harta sebagai sekutumu untuk menghadapi mereka, dengan mendorong mereka sampai masuk kearah yang haram. Dan untuk anak-anak remaja; arahkan mereka ke jalan yang haram, seperti senggama dalam waktu haid, berbuat syirik dari segi nama-pun, misalnya 'Abdul Uzza', mengarahkan mereka ke keyakinan salah, pekerjaan tidak halal, beri mereka janji-janji yang batil atau tidak benar mengenai syafa'at Ketuhanan, mengandalkan nenek moyang, mengakhirkan tobat dan banyak khayalannya".
Semua itu jalan untuk menyesatkan mereka, yang seolah-olah Tuhan berkata:
"Berbuatlah sekehendakmu. (QS.41:40)"

Adam AS menuntut:
"Wahai Tuhan, sesungguhnya Engkau telah memberikan kekuasaan pada iblis untuk aku dan aku pun tidak mungkin menolaknya kecuali lantaran pertolongan-MU".
Allah SWT berfirman:
"Tidak dilahirkan seorang anakmu, kecuali aku menyerahkan anak pada malaikat yang selalu menjaganya".
Pinta Adam AS:
"Tambahkan untukku, Ya Tuhan".
Firman-Nya:
"Setiap kebajikan memperoleh lipatan 10X".
Kata Adam:
"Tambahkan lagi, Ya Tuhan".
FirmanNya:
"Aku akan mengampuni mereka dan Aku tidak peduli seberapa besar kesalahan mereka".
Kata Adam AS:
"Kalau begitu aku sudah merasa cukup".

Pinta iblis lagi:
"Wahai Tuhan, ciptakan utusan-utusanku dari anak cucu Adam".
Firman Allah SWT:
"Tukang Nujum".
Kata iblis:
"Apa kitabku".
Firman-Nya:
"Tahi lalat ciptaanmu".
Kata iblis:
"Apa haditsku".
FirmanNya:
"Kebohongan".
Pinta Iblis:
"Apa Al Quran-ku".
Firman-Nya:
"Nyanyian".
Kata Iblis:
"Apa mu'adzin-ku".
FirmanNya:
"Seruling".
Iblis berkata:
"Dimana masjidku".
Firman-Nya:
"Beberapa pasar".
Iblis berkata:
"Dimana rumahku"
Firman-Nya:
"Tempat pemandian".
Iblis berkata:
"Makananku apa"
Firman-Nya:
"Semua makanan yang tidak menyebut Asma-KU".
Iblis berkata lagi:
"Apa minumanku".
FirmanNya:
"Yang memabukkan".
Kata iblis yang terakhir:
"Apa perangkapku".
Jelas-Nya:
"Wanita".


Dialog antara Iblis dan Nabi Isa


Dialog antara Iblis dan Nabi Isa

Kisah Islamiah sore dengan dialog antara Iblis dan Nabi Isa as.
Nabi Isa as menyatakan bahwa dirinya bukanlah Tuhan, melainkan hanya hamba Allah SWT seperti kebanyakan Nabi dan Rasul lainnya.

Kisahnya.
Pada suatu hari Nabi Isa as bertemu dengan iblis laknatullah dan terjadilah percakapan antara keduanya.

Dialog Pertama
Iblis: Wah
ai Isa bin Maryam, dari sifat Ketuhanan itu sampai engkau mampu berbicara ketika engkau masih bayi. Padahal tak seorang pun yang mampu berbicara seperti engkau sebelum kamu.
Nabi Isa as: Yang memiliki sifat Ketuhanan itu adalah Dzat yang membuat saya mampu berbicara dan Dzat yang mematikan saya, kemudian menghidupkan saya kembali.

Iblis: Bukan begitu maksudku, akan tetapi engkaulah orang yang telah sampai pada tingkat menjadi Tuhan sehingga engkau mampu menghidupkan orang yang telah meninggal dunia.
Nabi Isa as: Bukan begitu, sifat Ketuhanan itu adalah milik ALlah SWT sebagai Dzat yang menghidupkan dan mematikan orang yang saya matikan lalu dihidupkan Allah SWT.
(Jadi bukan saya yang menghidupkan, maksud-red).
Saya hanya perantara saja.
Iblis: Demi Allah, engkau adalah Tuhan di langit dan Tuhan di bumi.

Begitu iblis berbicara demikian, maka turunlah Malaikat Jibril yang dengan sayapnya, Iblis dipukul sampai ke matahari. Lalu ada pukulan sayap yang kedua iblis terlempar sampai ke sumber air panas lalu dilempar lagi sampai ke lautan yang ke tujuh.

Dialog ke Dua
Ketika Nabi Isa as mengerjakan shalat di Baitul Maqdis, ia ditemui oleh iblis dan berkata,
"Sesungguhnya engkau tidak pantas menjadi seorang hamba, sebaiknya engkau menjadi Tuhan."
Namun Nabi Isa as selalu berusaha melepaskan diri dari gangguan iblis terlaknat itu, namun masih belum bisa terlepas.

Kemudian Iblis berkata lagi,
"Tidak patut engkau menjadi hamba."
Nabi Isa as lalu memohon pertolongan kepada Allah SWT dan kemudian Jibril datang bersama Mikail. Iblis dikepung lalu iblis dihantam dengan sayap Malaikat Jibril dan dibuang ke lembah jurang.

Iblis tidak kenal menyerah dan putus asa dalam menjalankan tugasnya.
Iblis lalu datang lagi kepada nabi Isa as, karena iblis tahu bahwa kedua malaikat itu tidak diutus kecuali hanya untuk itu saja, lainnya tidak.

Iblis mengulangi ucapnnya kepada Nabi Isa as bahwa Nabi Isa as tidak patut menjadi hamba.
Iblis berkata,
"Aku tahu apa yang terjadi ketika engkau marah. Aku mengajakmu untuk sesuatu yang memang seharusnya menjadi hakmu yaitu memerintah setan supaya setan itu tunduk kepadamu, sebab apabila manusia mengetahui bahwa setan-setan itu tunduk kepadamu, maka manusia pun lalu taat kepadamu dan menyembahmu."

"Aku tidak mengatakan bahwa engkau adalah Tuhan dan tidak ada Tuhan yang lain. tetapi maksud saya engkau adalah Tuhan di bumi dan Allah SWT Tuhan di langit."
Mendengar perkataan iblis yang demikian itu, Nabi Isa as berteriak sekeras-kerasnya hingga Malaikat Israfil turun ke bumi.

Malaikat Jibril dan Mikail yang melihat hal itu segera menangkap iblis kemudian Malaikat Israfil menghantam iblis dengan sayapnya lalu dibuang ke matahari. Nabi Isa as kemudian pergi, tapi masih sempat saja iblis menggoda.
"Wahai Isa, aku bertemu engkau pada hari ini mengalami kesulitan yang sangat luar biasa."

Dialog Ketiga.
Iblis laknatullah masih juga belum kapok meskipun telah dihantam sayap malaikat.
Pada suatu hari, iblis menemui lagi Nabi Isa as dan terjadilah percakapan lagi.

Nabi Isa as: Apakah kamu tidak tahu bahwa sesuatu tidak akan m
enimpamu kecuali jika telah ditakdirkan kepadamu?
Iblis: Sekarang coba saja naik ke puncak gunung sana lalu jatuhkan tubuhmu dari puncak gunung itu, apakah engkau hidup atau mati?
Nabi Isa as: Apakah kamu belum mengetahui bahwa Allah SWT berfirman,
"Janganlah hambaKu mengujiKu, karena Aku berbuat sesuatu atas kemauanKu."
maksudnya adalah jika ALlah SWT menghendaki masih hidup, maka tidak akan mati orang yang terjun dari puncak gunung. Karena hamba tidak bisa menguji Tuhannya tetapi Tuhanlah yan
g menguji hambaNya.

Iblis: Apakah kamu tidak mengatakan benar? Cobalah ambillah wadah lampu, kemudian pukulkan ke tubuhmu, tentu engkau akan kesakitan bukan?
Nabi Isa as: Kamu ini celaka, bukankah Allah SWT telah melarang seseorang untuk memohon atas kerusakan tubuh.

Dari Kisah Islamiah, dialog antara Nabi Isa as dan Iblis tersebut dapat diambil pelajaran bahwa segala sesuatu yang terjadi dan yang akan terjadi adalah merupakan kekuasaan dan kehendalk ALlah SWT.
Siapapun dia, bagaimanapun hebatnya, tidak akan mampu lari dari takdir Allah SWT>
Related Posts Widget for Blogger

Kisah Rasulullah, Badui dan Pohon Besar

Kisah Rasulullah, Badui dan Pohon Besar
Dahulu di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam, suatu ketika seorang baduwi lewat dihadapan Rasulullah kemudian beliau bertanya: “wahai fulan, hendak kemanakah engkau?” dia menjawab : “pergi untuk bersilaturrahmi ke rumah si fulan”,

maka Rasulullah shallallalhu ‘alaihi wasallam berkata: “Maukah engkau kuberi sesuatu yang lebih berharga daripada hal itu?”, orang baduwi itu berkata : “apa itu?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَإِنِّي مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله
“Engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku adalah Muhammad utusan Allah”

Kemudian orang baduwi itu bertanya: Kemudian orang baduwi itu bertanya : “apa yang akan aku dapatkan jika aku mengucapkannya, dan apa yang bisa membuktikan bahwa kalimat itu benar?”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :

“lihatlah pohon yang sangat besar itu, hampirilah pohon itu dan katakan padanya : “wahai pohon! Engkau dipanggil oleh Muhammad”. Orang baduwi itu pun merasa ragu untuk menjalankan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena dia menganggap hal yang mustahil terjadi,

namun akhirnya ia melaksanakannya dan berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Aku akan panggil pohon itu, namun jika pohon itu tidak mengikuti perintahmu maka akan kutebas lehermu”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “baik, lakukanlah”. Maka orang baduwi itu berjalan menuju pohon besar itu, dan ketika samapi didepan pohon itu ia berkata : “wahai pohon! engkau dipanggil oleh Muhammad”, maka dalam sekejap pohon itu pun mulai menarik akar-akarnya sehingga seluruh akarnya keluar dari dalam bumi lalu berjalan menuju kehadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan pohon itu berkata :

السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
“Salam sejahtera atasmu wahai nabi serta rahmat dan keberkahan-Nya”

Melihat kejadian tersebut, orang baduwi itu terpaku antara sadar dan tidak karena telah melihat pohon yang sangat besar menyeret akar-akarnaya dari dalam bumi kemudian berjalan menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu mengucapkan salam kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka orang baduwi itu hendak menguji Rasulullah lagi dengan meminta beliau shallallahu ‘alaihi wasallam agar memerintah pohon itu untuk kembali pada tempatnya, si baduwi itu mengira jika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hanya mampu memanggilnya saja, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memenuhi permintaan baduwi itu dan berkata : “wahai pohon! kembalilah engkau ke tempatmu!”, maka pohon itu pun menyeret semua akar-akarnya dan kembali ke tempatnya, seakan telah dibantu oleh bumi untuk kembali ke tempat asalnya.

Kemudian orang baduwi itu berkata :

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”

​​اللهمّ صلّ وسلّم وبارك عليه وعَلۓواله وصحبه